Search this blog


Home About Me Traveling Galery
Photobucket selamat datang di "sebuah tulisan - mengartikan sebuah kehidupan" Photobucket newsflash - Persisam Putra Mengawali Indonesia Super League 2009/2010 Dengan Baik, Setelah Berhasil Bermain Imbang Tanpa Gol Di Kandang Persik Kediri. Photobucket Kota Samarinda Sudah Berumur 341 Tahun di 2009 Masehi Photobucket Turut Berduka Cita Atas Musibah Gempa Bumi Di Padang dan Sumatera Barat Pada Umumnya Photobucket
2009-11-02

History Stadion Segiri  


STADION Utama Kaltim, menjadi icon kebanggaan rakyat Kalimantan Timur.
Photo: abe hedly



KEMEGAHAN Stadion Palaran, termegah se-Indonesia Timur.
Photo: abe hedly
RENCANA kepindahan Persisam Putra dari Stadion Utama Kaltim atau yang lebih dikenal sebagai Stadion Palaran ke markas lamanya yaitu Stadion Segiri. Membuat gw seakan dipaksa mengingat perjalanan perkembangan sepakbola Samarinda. come on play written. hhe

SAAT ini Samarinda diwakili Persisam Putra Samarinda sebagai satu-satunya tim dari kota Tepian. Sebagai juara Indonesia Premier League 08/09 pada bulan Mei lalu, Persisam pun berhak promosi keajang setingkat lebih tinggi. Ajang itu bertajuk Indonesia Super League 09/10 atau bisa disingkat dengan ISL.

Sayang di awal keikutsertaan Persisam di pentas ini, nasib kurang baik tampaknya harus dilewati tim yang disebut-sebut sebagai Los Galacticos-nya Indonesia itu. Alasan Persisam disebut sebagai Real Madridnya Indonesia itu, katanya sih! karena pemainnya yang bertabur bintang dan mempunyai dana yang berlimpah dibanding klub ISL lainnya.

Namun, Hingga pekan keempat ini Persisam hanya mampu meraih satu kali kemenangan saat menjamu Persema Malang (1-0), dan bermain imbang 0-0 ketika bertemu Persika Kediri di Stadion Brawijaya Kediri saat laga perdana ISL, 14 Oktober lalu.

Dua laga tersisa lainnya, harus dialami Persisam dengan kekalahan. Masing-masing ketika bertandang ke Stadion Gelora 10 November saat dijamu Persebaya Surabaya, di pekan kedua ISL itu Persisam takluk 2-5.

Setelah itu, Arema Indonesia FC melengkapi perjalanan berat Persisam Putra Samarinda di awal partisipasinya di ISL dengan mempermalukan Persisam 0-1 di rumah sendiri Stadion Utama Kaltim, Palaran - Samarinda.


SKUAD PS Putra Samarinda di Stadion Segiri Samarinda, Liga Indonesia Divisi Utama tahun 1999
BERDIRI : T Mulyadi, Singgih Pitono, Ibrahim Lestaluhu, Agus Setiawan, Nanang Hidayat, Hans Beslar, E Bertin, Yance Katehokang, Baso Nyongko. BAWAH : Adam Roy, Gafar Lestaluhu, Nasrin Ambon, Samsul, Jafar Abdullah, A Nurul Lestahulu, Imiyannur, Supadi
Photo: pusamania.org


Berkaca dengan hasil tersebut, Persisam Putra pun berencana pindah kandang. Stadion Utama Kaltim yang berada di Kecamatan Palaran hingga ia lebih dikenal dengan sebutan Stadion Palaran dianggap tak angker bagi tim tamu, Persisam pun berencana balik ke kandang lamanya di Stadion Segiri. Niat itu terurai di official fan site Persisam >> www.pusamania.org >> “Palaran Kurang Angker, Persisam Balik Ke Stadion Segiri!


SEMARAK Stadion Segiri Samarinda tahun 90an.
Photo: pusamania.org

SEMANGAT para pendukung Putra Samarinda jaman dulu di Stadion Segiri.
Photo: pusamania.org

LIGINA 1994/1996, suasana pertandingan di Stadion Segiri Samarinda.
Photo: pusamania.org

STADION Segiri Samarinda menjadi kebanggaan kota Tepian.
Photo: pusamania.org
Pilihan ini dinilai bijak mengingat Stadion Segiri berada tepat ditengah kota Samarinda dan memiliki nilai history yang lebih tinggi.

Apalagi Stadion Segiri juga dikenal lebih angker dibanding dua stadion lainnya yang terdapat di kota Samarinda (Stadion Palaran dan Stadion Sempaja).

Terbukti setelah direnovasi besar-besaran pada tahun 2005, Persisam Putra tak pernah mengalami kekalahan saat menjamu tamunya di stadion tertua di Samarinda itu. Hasil seri adalah hasil terendah yang dialami stadion yang terletak di Kesuma Bangsa street ini.

Persiraja Banda Aceh menjadi satu dari dua tim yang mampu mencuri poin di Stadion Segiri ketika menahan Persisam Putra 1-1 di laga terakhir Grup Barat Divisi Utama 2008/2009.

Satu tim lainnya yang berhasil membawa pulang poin ialah Persebaya Surabaya, di Babak 8 Besar Divisi Utama 08/09 musim lalu. Laga yang disebut sebagai “Opera Sabun” oleh pendukung Persisam Putra itu berakhir dengan skor kacamata alias imbang 0-0.

Sebutan “Opera Sabun” itu muncul setelah Persisam Putra yang dalam dua laga sebelumnya tampil ganas dengan membekuk Mitra Kukar (5-1) dan Persigo Gorontalo (5-1), malah tampil melempem saat menghadapi Green Force – julukan Persebaya.

Bahkan tak sedikit diantara 15 ribu penonton yang hadir kala itu mencemooh permainan Persisam Putra. Contohnya saat para pemain memberikan salam sehabis pertandingan, serentak penonton yang hadir mengolok tim pujaan mereka dengan nada “Huuuuu” sebagai tanda kekecewaan .

Isu pun berkembang, Kabarnya (meski kepastian kabar ini belum tentu benar) Persisam sengaja melepas laga terakhirnya ini untuk menjegal peluang adik kandungnya, Mitra Kukar agar tak lolos ke ISL.

Adu Gengsi dua tim saudara ini memang sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Apalagi persaingan dua kota Samarinda (Persisam Putra) dan Tenggarong sebagai ibukota Kutai Kartanegara (Mitra Kukar) disinyalir menjadi penyebab tak harmonisnya hubungan dua saudara ini.

Stadion Segiri memang memiliki kenangan yang tak pernah terlupakan disetiap benak penggila bola Samarinda. Mulai jaman Stadion Segiri yang masih bertempat duduk kayu ulin hingga sekarang berbeton semen, selalu ada kejadian disetiap waktu, setiap menit, setiap detik saat berada di Stadion ini.

Akankah hal seperti ini terjadi kembali?! Ataukah atmosfer puluhan lalu saat jaman Putra Mahakam dan kejayaan Putra Samarinda kembali hadir di Stadion tertua di Kalimantan ini?! Semoga.



WAJAH BARU. Segiri Stadium Samarinda setelah di renovasi.
Photo: pusamania.org



TAK TERAWAT. Kondisi stadion bersejarah dipusat kota Samarinda ini tak ada yang mengelola.
Photo: pusamania.org